KH. Marzuki Mustamar : Aswaja Menerima Ajaran Nabi Secara Utuh
Ciri Ahlussunnah wal Jama’ah, tidak mengkafirkan pihak lain. Meskipun Khawarij dan Syi’ah saling mengkafirkan. Mereka tetap muslim. Demikian yang disampaikan oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar dalam acara Tabligh Akbar Peringatan Isra’ Mi’raj dan Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1440 H di Masjid Agung At-Taqwa Balikpapan, Jum’at (26/4/2019) siang.
“Kalau ada aswaja yang mengkafirkan, itu rasa khawarij. Kalau ada aswaja yg mengkafirkan, itu Aswaja rasa Syi’ah. Orang yang suka mengkafirkan orang lain, terancam kafir bila tuduhannya tidak benar. “, terangnya.
Menurutnya, Ahlussunnah wal Jama’ah tidak ekstrim, tidak ekstrim kanan atau ekstrim kiri. Termasuk dalam hal dalil. Ahlussunnah wal Jama’ah menerima semua riwayat hadits baik dari jalur ahlul bait maupun sahabat asalkan shahih.
“Berbeda dengan Syi’ah yang hanya menerima riwayat hadits dari jalur Ahlul Bait. Sebaliknya, Khawarij tidak menerima hadits yang berasal dari jalur Sayyidina Ahli bin Abi Thalib (Ahlul Bait)”, lanjutnya.
Sehingga dalam hal ini -lanjutnya-, Ahlussunnah wal Jama’ah lah yang menerima semua ajaran Nabi secara utuh.
Kiai Marzuki menyebutkan beberapa ajaran Nabi yang ada didalam shahih Al-Bukhari, seperti ziarah kubur sambil mendo’akan dan menabur bunga, mengeraskan Basmalah, qunut shubuh, ziarah menjelang Ramadhan sebagaimana Rasulullah ziarah pahlawan Uhud setahun sekali, sedekah mengatas namakan orang yang meninggal dan lain sebagainya.
“Semua itu ada didalam Shahih Al-Bukhari ini”, tegas Kiai Marzuki sambil menunjukkan kitab Shahih Al-Bukhari ukuran mini yang dibawa olehnya kepada jama’ah yang hadir.
Selain mengisi Tabligh Akbar, KH. Marzuki Mustamar juga menjadi khatib Jum’at di Masjid Agung At-Taqwa. Didalam khutbahnya, Kiai Marzuki mengingat umat Islam agar menghindari sifat-sifat orang kafir dan munafiq, seperti tidak menjaga shalatnya, tidak mau berjama’ah di masjid, bila melakukan shalat, ia shalat dalam keadaann malas, suka sakit hatinya, nampak seolah bersatu tetapi berpecah belah, suka menebar hoax (dusta) dan lain sebagainya.[madinatuliman.com]
“Kalau ada aswaja yang mengkafirkan, itu rasa khawarij. Kalau ada aswaja yg mengkafirkan, itu Aswaja rasa Syi’ah. Orang yang suka mengkafirkan orang lain, terancam kafir bila tuduhannya tidak benar. “, terangnya.
Menurutnya, Ahlussunnah wal Jama’ah tidak ekstrim, tidak ekstrim kanan atau ekstrim kiri. Termasuk dalam hal dalil. Ahlussunnah wal Jama’ah menerima semua riwayat hadits baik dari jalur ahlul bait maupun sahabat asalkan shahih.
“Berbeda dengan Syi’ah yang hanya menerima riwayat hadits dari jalur Ahlul Bait. Sebaliknya, Khawarij tidak menerima hadits yang berasal dari jalur Sayyidina Ahli bin Abi Thalib (Ahlul Bait)”, lanjutnya.
Sehingga dalam hal ini -lanjutnya-, Ahlussunnah wal Jama’ah lah yang menerima semua ajaran Nabi secara utuh.
Kiai Marzuki menyebutkan beberapa ajaran Nabi yang ada didalam shahih Al-Bukhari, seperti ziarah kubur sambil mendo’akan dan menabur bunga, mengeraskan Basmalah, qunut shubuh, ziarah menjelang Ramadhan sebagaimana Rasulullah ziarah pahlawan Uhud setahun sekali, sedekah mengatas namakan orang yang meninggal dan lain sebagainya.
“Semua itu ada didalam Shahih Al-Bukhari ini”, tegas Kiai Marzuki sambil menunjukkan kitab Shahih Al-Bukhari ukuran mini yang dibawa olehnya kepada jama’ah yang hadir.
Selain mengisi Tabligh Akbar, KH. Marzuki Mustamar juga menjadi khatib Jum’at di Masjid Agung At-Taqwa. Didalam khutbahnya, Kiai Marzuki mengingat umat Islam agar menghindari sifat-sifat orang kafir dan munafiq, seperti tidak menjaga shalatnya, tidak mau berjama’ah di masjid, bila melakukan shalat, ia shalat dalam keadaann malas, suka sakit hatinya, nampak seolah bersatu tetapi berpecah belah, suka menebar hoax (dusta) dan lain sebagainya.[madinatuliman.com]