Ketum PBNU: Mari Buang Permusuhan, Bangun Persaudaraan

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyebut peran penting ulama adalah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karena itu, Said Aqil mengajak masyarakat tetap menjaga persatuan pasca-Pemilu 2019.

Said Aqil berbicara tentang pelaksanaan proses demokrasi, yakni Pemilu Serentak 2019, yang berjalan lancar dan aman. Proses demokrasi di Indonesia berhasil ditunjukkan kepada dunia internasional.

"Sekarang sudah merdeka, mari bangun negara ini, mari kita sayangi dan cintai negara ini. Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan, damai, Islam antipermusuhan, Islam melarang fitnah, adu domba, dan ujaran kebencian," ujar Said Aqil dalam sambutan acara Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Acara multaqo ini diinisiasi oleh KH Maimun Zubair (Mbah Moen) dan Habib Luthfi bin Yahya. Acara ini dihadiri 1.500 orang peserta dari para ulama sepuh, berbagai ormas, para habaib, para cendekiawan muslim.

Said Aqil mengatakan para ulama harus mengayomi masyarakat serta memberikan contoh yang baik. Ulama harus berkata jujur, tidak mengadu domba, hingga tidak boleh fitnah. Menurutnya, kebohongan, fitnah, hingga ujaran kebencian bisa menimbulkan permusuhan.

"Peran ulama dalam hal ini mengayomi masyarakat dan memberi contoh, para ulama memberi contoh berkata benar, tidak pernah bohong, tidak mengadu domba, berkata apa adanya, tidak fitnah, apalagi ujaran kebencian. Jangan ikuti, jangan dengarkan omongan orang ke sana-kemari bohong, adu domba, fitnah, ujaran kebencian yang menimbulkan permusuhan dan dosa besar," jelas dia.

Selain itu, ia menyinggung resolusi jihad yang dicetuskan KH Hasyim Asy'ari, yang melawan penjajah di Indonesia. Para ulama juga mempersiapkan panitia kemerdekaan di Indonesia.

"Banyak sekali ulama, kalau saya ceritakan, tidak cukup waktunya. Ulama punya andil besar dalam membangun kemerdekaan," jelas dia.

Menjelang Ramadhan, Said berharap tidak ada saling mencaci maki hingga ujaran kebencian. Selama bulan puasa, diharapkan masyarakat membuang rasa permusuhan dan membangun persaudaraan.

"Menghadapi bulan Ramadhan, tidak pantas, tidak layak, kita masih saling caci maki, saling ujaran kebencian. Mari kita hormati bulan suci Ramadhan, mari kita buang rasa permusuhan, rasa kebencian. Mari bangun persaudaraan," tutur dia.

Dia juga meminta masyarakat percaya kepada KPU, Bawaslu, dan DKPP yang melaksanakan proses Pemilu 2019, sehingga seluruh pihak harus menunggu hasil pemilu pada 22 Mei nanti. Masyarakat juga diajak mendoakan petugas KPPS yang meninggal dunia pada Pemilu 2019.

Source: detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel